Breaking News

Senin, 21 November 2022

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK IPAS

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran :      Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

Fase                    :      E

Alokasi Waktu   :       216 JP

 

ELEMEN KOMPETENSI

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menjelaskan Fenomena Secara Ilmiah

Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan menerapkannya, atau membuat prediksi sederhana disertai dengan pembuktiannya.

Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti mahluk hidup dan lingkungannya, zat dan perubahannya, energi dan perubahannya, bumi dan antaraiksa, keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu, interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi social dan dinamika sosial, serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Peserta didik juga mengaitkan fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan teknis pada bidang keahliannya.


Mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah

Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain percobaan ilmiah


Menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah

Peserta didik dapat menerhjemahkan data dan bukti dari berbagai sumber untuk membangun sebuah argument serta dapat mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah.

Peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang benar diambil dari tabel hasil, grafik, atau sumber data lain.

Peserta didik merencanakan dan melaksanakan aksi sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap tahapan kegiatan yang dilakukan.


 


Read more ...

BUDAYA POSITIF

 

BUDAYA POSITIF

By. Wieduri Yulianti

 

 

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah.  Budaya positif di kelas maupun disekolah dapat tercipta dari lingkungan yang positif. Lingkungan positif tersebut merupakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik untuk belajar, membuat kesalahan, belajar kembali hingga mendapatkan suatu pembelajaran.

Lingkungan belajar yang positif (nyaman dan kondusif) memberikan pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan proses pembelajaran selain dari faktor pengajar dan pembelajar.  

Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang positif di kelas dan/atau di sekolah?

Guru merupakan individu yang memiliki waktu interaksi terbesar dengan peserta didik di sekolah, hal-hal yang perlu dilakukan dan dikembangkan oleh guru untuk membentuk lingkungan belajar yang aman nyaman, aman, dan kondusif diantara adalah sebagai berikut:

1. Merubah paradigma stimulus respon

Guru harus merubah cara berindak dalam menerapkan disiplin di lingkungan kelas dan/atau sekolah, merubah hukuman menjadi konsekuensi dan/atau restitusi. Hukuman tidak adan Memberikan perubahan yang bersifat tetap atau bertahan lama, hukuman hanya akan Memberikan perubahan sikap dan perilaku peserta didik saat pemberian hukuman tersebut dilakukan. Dengan menerapkan Kensekuensi dan/atau restitusi, guru akan membantu peserta didik untuk memahami tindakan yang dilakukan sehingga dengan kesadarannya sendiri akan terbentuk identitas sukses pada diri peserta didik

2. Membangun disiplin positif

Guru harus mampu menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri peserta didik. Disiplin positif ini akan tumbuh jika peserta didik memiliki kesadaran untuk menghargai dirinya sendiri, dan senantiasa berusaha untuk menjadi orang yang mereka inginkan dengan nilai-nilai yang mereka percayai. 

3. Membentuk keyakinan kelas

Hal mendasar agar lingkungan kelas nyaman dan kondusif, maka guru perlu memfasilitasi pembentukan keyakinan kelas yang berakar dari pikiran-pikiran/ kehendak peserta didik yang disepakati bersama-sama. Peserta didik akan lebih menghargai dan mentaati peraturan yang mereka tetapkan sendiri.

4. Merubah posisi kontrol guru

Selama ini, tanpa kita sadarai sebagai guru kita telah melakukan control terhadap peserta didik kita dengan tujuan yang baik namun ternyata memberikan efek negatif yang berkepanjangab. Seringkali kita Memberikan penghukuman kepada peserta didik yang melanggar/tidak mentaati aturan tanpa terlebih dahulu mengkonfirmasi penyebab tindakan tersebut. Agar tercipta lingkungan yang positif, maka dalam mengatasi Tindakan peserta didik, guru hendaknya mulai meninggalkan bentuk kontrol penghukum dan pembuat merasa bersalah. Mulailah melakukan control kepada peserta didik dalam posisi teman, pemantau, dan/atau manajer. Posisi control tertinggi yang dapat dicapai guru adalah sebagai manajer, dalam posisi ini guru akan mempersilahkan peserta didik untuk menyadari kesalahan, mempertanggungjawabkan perilakunya dan mencari solusinya. 

5. Melaksanakan segitiga restitusi

Guru harus mampu menjalankan restitusi, menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperkaiki kesalahan dan mendapatkan pembelajaran dari kesalahan tersebut. dalam melaksanakan restitusi, guru melaksanakan Langkah-langkah berikut :

1)     menstabilkan identitas, pada tahap ini guru memberikan keyakinan kepada peserta didik, bahwa setiap orang akan melakukan hal baik yang bisa dilakukan

2) memvalidasi tindakan yang salah, pada tahap ini guru memberikan penguatan positif, bahwa semua tindakan/perilaku memiliki alasan

3)   Menanyakan keyakinan, pada tahap ini guru menyakan kepada peserta didik bahwa mereka memiliki motivasi internal, motivasi untuk menjadi apa yang mereka inginkan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka hargai.

 

Membangun budaya positif di kelas dan/atau sekolah bukan merupakan hal yang mudah, namun bukan berarti hal yang mustahil untuk diwujudkan. Untuk itu membentuk dan/atai menumbuhkan karakter baik pada diri peserta didik tidak dapat dalikan oleh guru secara personal. Guru membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, kepala sekolah, rekan sejawat, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Agar karakter baik tersebut menjadi budaya, maka perlu dibangun pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru harus senantiasa menjadi teladan karakter baik bagi peserta didik, memfasilitasi keberlangsungan karakter baik tersebut, dan mendorong pembentukan/penumbuhan karakter baik pada diri peserta didik.

 

Berikut adalah salah satu bentuk implementasi budaya positif di kelas, yaitu membentuk keyakinan kelas :

 


  

Gambar 1. Peserta didik mengungkapkan pendapat aapa yang diinginkan

Gambar 2. Guru Meninjau pendapat peserta didik, dan mengelompokkannya

 

  


Gambar 3. Sosialilasi Kesepakan dan Keyakinan Kelas

 

    

                                           (a)                              (b)

Gambar 4. Budaya Positif (a) Berpakaian Rapi  (b) Ruang Kelas yang bersih



Video 1. Kegiatan Kebersihan

Read more ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog